Sabtu, 15 Mei 2010

Hati-hati dengan RT Cengengesan !!

Pada suatu tempo...
"RT apa'an tuh? RT kok cengengesan. Paling-paling warganya nggak pokroh semua...." Kata pak Lurah.
"Sebentar... sebentar... Jangan buruk sangka gitu to,,", kata pak RT mulai menenangkan pak Lurah yang mulai penceng kaca matanya. Dan mulailah pak RT nggedabrus untuk meyakinkan pak Lurah yang sudah terlanjur penceng.
"Menurut kamus di internet (dari Wikipedia Bahasa Indonesia), Rukun Tetangga (RT) adalah pembagian wilayah di Indonesia di bawah Rukun Warga. Rukun Tetangga bukanlah termasuk pembagian administrasi pemerintahan, dan pembentukannya adalah melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Desa atau Kelurahan." pak RT mulai buka laptop-nya.
Pak Lurah ngowo, kok RT punya laptop? Klak.. klak..klak... Kalpokmu kapan? Padahal pak Lurah ndak tahu
kalau pak RT dipinjami pak Camat untuk fasilitas kerja. 
"Jadi sudah jelas to? RT itu kan pembagian wilayah paling kecil di Indonesia. Jumlah warganya juga paling dikit. Pembentukannya melalui musyawarah warga dalam rangka pelayanan masyarakat. Lha, saya ini mengajukan usulan untuk dibentuk RT cengengesan, juga untuk pelayanan masyarakat". kata pak RT.
"Pelayanan masyarakat model apa? maksod lo..?" tanya pak Lurah.
"Lho... Di kampung saya itu banyak warga yang senengannya cengengesan", jawab pak RT yang mulai naik PD-nya (tapi nggak gajiannya).
"Kalo diajak rembug masalah kampung bawaannya angap-angop wae (ngantuk), nggedabrus sana-sini, ngomong ngalor-ngidul, koar-koar tok, bahkan kalo usul omongannya yang aneh-aneh dan nggak nyambung. Kalo diajak kerja bakti alasan tipes, demam berdarah, mencret, bahkan ada yang nekat flu burung-nya babi. Nah apa nggak malah bahaya tuh..? Kalo dimintai sumbangan untuk perayaan 17 Agustus-an alasannya belum gajian, nggak ada uang 10.000-an, bahkan ada yang nyumbang kalo nanti dapat togel. Kalo nggak dapat yo nggak yo...."
"Hal-hal semacam ini kan meng-indikasi-kan bahwa mereka ini orang-orang yang senengannya cengengesan. Kalo nggak cengengesan, nggak seneng. Masyarakat yang cengengesan juga butuh pelayanan dan wadah administratif. Sama haknya dengan masyarakat yang lain. Betul kan, plak? eh.., pak?" sambung pak RT.
"Jadi... kedatangan saya disini untuk meminta sampean membentuk RT cengengesan. Gimana, pak?" tanya pak RT.
Pak Lurah langsung berdiri sambil meluruskan pecinya yang belakangan ini ikut ikutan penceng.
"Sampean ini kok aneh-aneh juga. Apa sampean ini juga termasuk RT yang cengengesan? tanya pak Lurah.
Sambil garuk-garuk kupingnya yang njetar, pak RT ngaku, 
"Ya iya lah, bos. Kalo nggak, kenapa repot-repot saya dateng kesini? Emangnya kengangguren ta?" Jawab pak RT.
"Yo.. pancen kengangguren!!" sliding pak Lurah.
Karena pelanggaran, langsung aja pak RT melakukan free kick
"Lho.. sampean jangan sembarangan yo.. Hati-hati dengan saya! Untung-untungan saya minta dibentuk RT cengengesan, bukan RW, Lurah, Camat, Bupati, bahkan gubernur.., lebih-lebih Presiden cengengesan. Apa nggak tambah repot sampean? Hayo..!!"
Ancaman ini membuat pak Lurah memungut bola dari gawangnya. Kedudukan jadi 1-0 untuk pak RT.
Pak Lurah pasrah dengan kemauan pak RT. Dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat -singkatnya dibentuklah wadah dan wahana RT Cengengesan.
Siang itu pak RT langsung naik ke atas genteng kelurahan dan memproklamasikan kemerdekaannya. Diakhiri dengan kalimat penutup pengobar semangat,
"RT Cengengesan" untuk pelayanan masyarakat nomer ke-cengengesan.
Bagi yang merasa jadi masyarakat cengengesan, diharap segera mengurus KTPC (Kartu Tanda Penduduk Cengengesan).

 ---------ooo----------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar